Meski konsepnya sudah ada sebelum Wright bersaudara
mengangkasa dengan pesawat pertamanya, sosok helikopter baru berhasil
diwujudkan pada tahun 1930-an. Proses penciptaan perangkat yang bisa bergerak
secara vertikal itu telah dimulai sejak tahun 1480. Seorang seniman Italia,
Leonardo da Vinci, sudah menggambar desain burung besi dengan alat penggerak
menyerupai baling-baling.
Pada masa itu alat rekaan Davinci begitu sulit untuk
diwujudkan karena banyak yang tidak yakin apakah alat tersebut bisa terbang.
Baru berabad-abad kemudian, tepatnya awal abad ke-19, seorang Prancis bernama
Louis Charles Breguet mencoba mewujudkan keinginan da Vinci.
Bayi heli itu bernama Breguet-Richet Gyroplane No. 1 dan
diuji coba pada tanggal 29 September 1907. Bertenaga 4 rotor yang masing-masing
daunnya berdiameter 8 m, kontruksi ringkih buatan Breguet sempat melayang 0, 6
meter di atas permukaan tanah. Sayang lajunya masih tak terkendali karena belum
memiliki sistem kontrol yang memadai.
Meski hampir mencapai bentuk sempurna, fungsi helikopter
pada saat itu masih belum maksimal. Mesin itu masih susah dikendalikan dan
diproduksi secara masal pun sangat mahal. Sampai akhirnya pada tanggal 08
Desember 1941, Igor Sikorsky sukses menerbangkan helikopter VS-300 yang legendaris itu. Insinyur AS
kelahiran Kiev, Rusia (dia berimigrasi ke Amerika Serikat tahun 1919 dan
menjadi warga negara AS tahun 1928) menjadi orang pertama yang memasang tail
rotor di bagian ekor helikopter sebagai baling-baling tambahan. Baling-baling
belakang ini berfungsi sebagai penyeimbang gerakan baling-baling utama, yang
sampai kini masih dipakai pada helikopter.